Mahasiswa KKN-T Alma Ata Sosialisasikan Dampak Pernikahan Dini

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta
SOSIALISASI: Mahasiswa KKN-T UAA Yogyakarta tengah berfoto bersama dalam sosialisasi dampak pernikahan dini di SMK Bhakti Kencana, Desa Botomulyo, Rabu (23/8). (HUMAS/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, mengadakan sosialisasi dampak pernikahan dini di SMK Bhakti Kencana, Desa Botomulyo, pada Rabu (23/8). Pasalnya, pernikahan dini merupakan salah satu faktor penyebab stunting.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN-T UAA Yogyakarta Herni Dwi Herawati mengatakan, saat melakukan sebuah pernikahan, perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belum matang. Serta pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar belum dipahami.

“Kemudian, jika mereka menikah  pada usia remaja, misalnya 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika nutrisi tidak mencukupi selama kehamilan, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting,” ujarnya.

Menurutnya, ini menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka pernikahan dini pada masa sekolah. Dengan mengajak seluruh kelas 12 SMK Bhakti Kencana untuk menunda pernikahan dini yang dapat mengakibatkan dampak negatif, jika belum ada kesiapan yang matang.

“Sosialisasi ini ada penyampaian materi terkait faktor-faktor pernikahan dini, dampak positif dan negatifnya. Sekaligus, memberikan edukasi terhadap siswa-siswi kelas 12 SMK Bhakti Kencana, sebelum melakukan pernikahan dini,” paparnya.

Seluruh kelas 12 SMK Bhakti Kencana dalam acara tersebut, sangat berantusias memperhatikan penyampaian materi tentang dampak-dampak yang akan terjadi pada pernikahan dini. Yang disampaikan oleh pemateri, Raden Ilham Ferdiansyah dan Rihadatun Natasya Putri.

Dengan memberikan pesan dan harapan, agar seluruh peserta berpikir kembali sebelum menikah pada usia dini. Lebih baik memanfaatkan masa muda terlebih dahulu dengan belajar sungguh-sungguh, untuk meraih kesuksesan. Sebab, pada usia itu cenderung memiliki pemikiran labil, sehingga dikhawatirkan tidak bisa membina rumah tangga dengan baik.(sam)