PATI, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati memastikan sudah tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon di daerahnya. Isu kelangkaan gas melon yang sempat berkembang sebelumnya disebut hanya isapan jempol belaka.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disdagperin Pati Koeswantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekkan di pangkalan, pengecer hingga ke masyarakat. Namun tidak ditemukan adanya kelangkaan gas melon.
“Kami sudah beberapa kali melakukan pengecekkan seperti ke wilayah Juwana, Dukuhseti. Kita turun sampai ke masyarakat untuk sampling. Tapi itu ternyata tidak kelangkaan,” kata Koeswantoro, belum lama ini.
Sementara berkembangnya isu kelangkaan gas melon itu, kata dia, lantaran adanya perubahan mekanisme yang membuat pengecer kesulitan mendapatkan pasokan. Sedangkan masyarakat disebutnya enggan membeli gas melon ke pangkalan.
“Dengan adanya perubahan sistem yang dulunya manual menjadi web, itu alokasi kepada pengecer tidak ada. Dulu rumah tangga 70 persen, usaha mikro 20 persen, pengecer 10 persen. Sekarang tidak ada. Otomatis orang yang biasanya mengecer kesulitan. Dari sana timbul pembicaraan bahwa ada kelangkaan gas elpiji,” bebernya.
Koeswantoro memastikan, persediaan gas melon di Pati cukup. Berdasarkan catatannya, kuota gas melon di daerahnya pada 2023 ini mendapatkan sebanyak 35.336 metrik ton atau sebanyak 11.778.666 tabung. Kemudian ditambah cadangan sebanyak 2.360 metrik ton atau 786.666 tabung.
“Setiap tahun kami mengusulkan kebutuhan di Kabupaten Pati dengan berbagai perhitungan. Jumlahnya sudah di realisasi oleh Pertamina, seharusnya cukup. Kalau tidak ada penyimpangan, baik oleh pengencer, atau agen, saya kira cukup,” ujarnya.
Belum lagi, lanjut dia, Disdagperin Pati telah mendapatkan kouta tambahan gas elpiji dari Pertamina pada bulan Agustus 2023 lalu. Yakni totalnya sebanyak 21.840 tabung.
“Kami juga selalu mengusulkan kouta tambahan. Dari kouta yang ada, di tambahi setiap kali ada momen tertentu seperti Idul Adha, sedekah bumi. Kalau tidak penyalahgunaan saya kira cukup jumlahnya. Karena suplai dari Pertamina juga rutin tidak ada yang tersendat,” pungkasnya. (lut/fat)