Jepara  

Pj Bupati Jepara: Festival Kenduri Tani sebagai Wujud Nguri-uri Budaya

PAPARAN: Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta saat memberikan sambutan di acara Festival Kenduri Tani di Desa Telukawur, Kecamatan Tahunan Kamis, (25/04/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Festival Kenduri Tani atau biasa disebut Umbul Dunga Wiwit Pari menjadi adat kebiasaan bagi warga Desa Telukawur, Kecamatan Tahunan dalam menyambut padi yang mulai memasuki masa panen. Dalam festival tersebut, masyarakat membawa makanan tradisional dan melakukan doa bersama dipimpin oleh Kepala Desa Telukawur di pinggir sawah.

Dengan mengenakan baju adat tradisional, masyarakat dari anak kecil hingga orang dewasa berbondong-bondong merayakan acara festival ini. Turut hadir, Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Moh Eko Udyyono, Kepala Dinsospermasdes Edi Marwoto, dan jajaran forkopimda lainnya.

Selamat Idulfitri 2024

Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, kenduri tani ini merupakan wujud bagi masyarakat dalam nguri-uri budaya. Menurutnya, Telukawur menjadi salah satu desa penyumbang ketahanan pangan bagi masyarakat sekitar. Terkhusus pada hasil tani serta tangkapan lautnya. Sebab, mayoritas masyarakat Telukawur bekerja sebagai petani dan nelayan.

Baca juga:  Harga Bawang Merah Kembali Naik

“Ini merupakan bentuk nguri-uri budaya. Tentunya saya sangat senang, sebab masyarakat sini mampu mewujudkan kemandirian ekonomi,” paparnya saat memberi sambutan, Kamis, (25/4/2024).

KOMPAK: Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta saat bersama masyarakat petani Desa Telukawur di acara Festival Kenduri Tani, Kamis, (25/04/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

Edy juga mengapreasi acara tersebut, karena masyarakat Telukawur masih melestarikan kearifan lokal yang tidak semua daerah melakukannya. Lebih lanjut, ia berpesan agar masyarakat senantiasa menyedekahkan hasil bumi yang telah dipanen. Dengan begitu, acara bertajuk slametan ini mampu membuka ladang rezeki bagi masyarakat setempat.

“Padinya sudah siap panen, semoga rezeki, kesehatan bertambah, dan jangan lupa untuk bersedekah,” harap Edy.

Baca juga:  Tumbuhkan Regenerasi, SMK N 02 Jepara Gelar Lomba Melukis Gerabah

Sementara itu, Kepala Desa Telukawur Arif Rohman mengatakan, kenduri tani ini sebagai wujud syukur para tani kepada alam. Sebab, telah diberikan kekayaan yang melimpah.

Ia menjelaskan, kenduri ini telah berlangsung ketiga kali tiap tahunnya. Sebagai upaya untuk menggali potensi desa serta inovasi dari pemerintah desa. Kemudian, total padi yang akan di panen pada musim ini sekitar 27 hektare sawah.

“Sebagai wujud syukur atas hasil panen yang melimpah. Sebab semuanya akan kembali ke bumi. Sebelumnya juga telah diadakan tradisi uler-uleran dan ziarah ke makam Den Ayu Roro Kuning,” ucapnya. (cr4/gih)