Hajatan & Pengairan Sawah Sebabkan LPG Langka

RAMAI: Masyarakat di Kelurahan Mulyoharjo berbondong-bondong mengantre di salah satu pangkalan Gas LPG/Melon, Rabu (4/9/24).

PEMALANG, Joglo Jateng – Masyarakat keluhkan pasokan Gas LPG 3 kg atau melon melangka sejak akhir pertengahan Agustus kemarin. Dinas Koperasi, Perindustrian, UMKM dan Perdagangan (Diskoperindag) Pemalang mengonfirmasi kejadian kelangkaan tersebut terjadi karena banyaknya hajatan serta masa tanam padi setelah panen raya.

Kepala Diskoperindag Pemalang Fera Djoko, melalui Fungsional Bidang Perdagangan Anita Novi mengatakan, pihaknya belum lama ini telah mengajukan tambahan pasokan gas melon ke Pertamina. Hal tersebut dilakukan atas dasar hasil monitoring dan evaluasi (monev) serta laporan masyarakat yang mengeluhkan masalah kelangkaan gas melon, terutama di Kecamatan Taman dan Pemalang.

Baca juga:  Pengurus PWI Pemalang 2023-2026 Resmi Dilantik

“Kemarin kita sendiri sudah monev, hasilnya di Mulyoharjo dan Kebondalem pasokan masih lancar. Tetapi tetap kami ajukan penambahan stok ke Pertamina,” ucapnya, Rabu (4/9/24).

Ia menjelaskan, penyebab kelangkaan ini akibat mulai masuknya musim tanam padi. Para petani mengganti bahan bakar untuk mesin sedot air mereka dengan gas LPG 3 kg. Selain itu, mulai Agustus ini dirinya melihat banyak masyarakat melaksanakan pesta hajatan. Dua hal ini menurutnya menjadi faktor utama kelangkaan.

Lebih lanjut, Novi mengingatkan masyarakat agar bijak membeli gas melon dengan tidak berlebihan, bahkan hingga menimbun untuk keperluan pribadi, sehingga semua terbagi rata. Pihaknya juga meminta pedagang di jajaran pengecer serta pangkalan, untuk tidak menjual dengan harga yang tinggi dengan memanfaatkan momentum. Jika dinas mendapatkan laporan, mereka akan dikenai sanksi.

Baca juga:  Perda Makanan Halal Dongkrak Perekonomian

“Mohon jangan menimbun atau menjual dengan harga yang tinggi, sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan saja. Kita usahakan pasokan bisa normal,” tuturnya.

Sementara itu, Fitri (43) ibu rumah tangga di Kelurahan Kebondalem mengaku beberapa pekan ini sulit membeli gas melon. Menjadi salah satu warga tidak mampu, Fitri merasa pemerintah kurang peduli dengan masyarakatnya. Karena kelangkaan ini terjadi bukan pertama kali di 2024, tetapi tidak ada penanggulangan agar kelangkaan tidak berulang kali terjadi.

“Aneh banget padahal kemarin hanya libur sehari waktu 17an, tapi kok malah sampai sekarang jadi langka,” keluhnya. (fan/abd)