SEMARANG, Joglo Jateng – SMAN 1 Semarang menunjukkan kearifan lokal Jawa melalui Panen Karya P5 di Ruang Aula Besar SMAN 1 Semarang. Uniknya, kegiatan ini dikemas dalam empat sub tema, antara lain membatik, permainan tradisional, radja gula dan drama kolosal nguri-nguri bahasan dengan bahasan sastra Jawa.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Semarang, Sigit Prihatno mengukapkan kegiatan ini merupakan salah satu pembelajaran siswa di luar akademik yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Ia menyampaikan, dalam tema kearifan lokal ini, para siswa diminta belajar tentang kearifan lokal dan melakukan observasi, mendapatkan masalah dan mencari solusinya. Seperti contohnya, permainan tradisional yang sudah hampir dilupakan oleh anak jaman sekarang.
“Berbeda dari tahun sebelumnya, meski tema sama tapi tahun ini kita kembangkan dengan konsep yang berbeda. Sehingga munculah keempat (sub tema) itu ditampilkan melalui berbagai macam bentuk drama, buku cerita dan sebagainya,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Kamis (14/11/24).
Menurutnya, penampilan anak-anak dalam kegiatan P5 ini sangat luar biasa keren. Hal ini dipastikan bahwa mereka sudah bisa menampilkan suatu kreasi dari hasil pembelajaran selama tiga bulan.
“Seperti tadi ada (penampilan drama) tentang Geger Pecinan, mereka menampilkan bagaimana sejarahnya Pecinan. Hal ini karena mereka mendalami lebih awal seperti apa kejadian dulu,” ungkapnya.
Ketika anak-anak mulai mengkolaborasikan antara drama dengan musik tradisional, maka drama ini menjadi satu rangkaian, yang mana anak-anak ternyata dapat berkreasi lebih menarik.
Disisi lain, Sigit menerangkan, pihak sekolah berkolaborasi dengan orang tua murid terkait masalah pembiayaan seluruh kegiatan P5. Meski memang ada anggaran dari sekolah, namun hal itu terbatas karena berbagai alasan. “Tidak hanya materi tapi juga moral karna ini dari untuk dan siswa,” imbuhnya.
Kedepan, dirinya berharap, konsep P5 akan lebih inovatif dan tema yang menarik dari tahun ini. Hal ini dilakukan sembari menunggu dari Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah terkait dengan kajian dan evaluasi kurikulum merdeka saat ini.
Sementara itu, salah satu siswa sekaligus penampil dari kelas X, Ida Ayu Made Qarira Suryanegara (16) mengaku sangat menikmati penampilan pagelaran P5 hari ini. Bahkan, dari awal persiapan sampai selesai semua berjalan dengan spektakuler.
“Persiapan sudah cukup lama mulai technical meeting, latihan bareng karawitan. Dari P5 ini uniknya, kita dilatih gotong royong memadukan semua siswa dari kelas yang berbeda-beda,” katanya.
Dalam latihan itu, para siswa dibimbing oleh Guru Bahasa Indonesia SMA 1 Semarang, Ki Dalang Sudaryono beserta para guru lainnya. (int/gih)