Kudus  

Dapat Nama Kedai dari Gus Mus

TEDUH: Suasana Joglo Maqha saat didatangi oleh berbagai kalangan masyarakat maupun mahasiswa, Rabu (8/1/25). (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

ROBBI Faqqi Muhammad, seorang santri asal Kudus berhasil mengembangkan usaha kopi yang kini menjadi tempat nongkrong favorit mahasiswa dan pejabat di sekitaran kampus. Tempat ngopi bernama Joglo Maqha ini menawarkan pengalaman ngopi unik dengan suasana rumah joglo tradisional, yang mengingatkan pengunjung pada nuansa tempo dahulu.

Dikenal dengan pendekatan yang sederhana namun penuh makna, Robbi memulai usaha ini pada tahun 2020, berkat inspirasi dari pengalamannya selama mondok di pesantren.

“Selama di pondok, saya sering menuangkan kopi untuk tamu dan guru-guru saya. Dari situ saya terinspirasi untuk membuka tempat ngopi,” ujar Robbi.

Baca juga:  Disbudpar Kudus Targetkan Kunjungan Wisatawan Meningkat 20 persen

Menurutnya, nama Maqha yang artinya tempat ngopi dalam Bahasa Arab tersebut diberikan oleh gurunya, Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Lokasi Joglo Maqha yang strategis dekat dengan Kampus IAIN Kudus membuatnya menjadi tempat yang tak pernah sepi pengunjung.

Robbi memilih untuk menggunakan konsep joglo sebagai identitas tempatnya. Mengingat joglo memiliki daya tarik nostalgia bagi banyak orang.

“Selain konsep modern yang banyak, saya memilih joglo karena orang selalu punya kenangan dengan rumah joglo, dan tempat ini membawa kembali memori itu,” jelas Robbi.

Baca juga:  Program SinergiKu SungaiKu Kembali Dimulai, Fokus Pengerukan Sungai Plumbungan

Tak hanya kopi, Robbi juga menyajikan menu makanan seperti nasi goreng, soto, dan geprek dengan harga yang ramah di kantong mahasiswa. Harga kopi di Joglo Maqha dimulai dari Rp 5 ribu, sementara makanan termahal hanya Rp 15 ribu. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga tengah malam.

Selain itu, dirinya juga menyediakan fasilitas E-Sport berupa Game Play Stadion yang dapat dimainkan oleh masyarakat kalangan manapun. Untuk tarif permainan dipatok dengan harga Rp 5 ribu per jam.

Selain itu, keberhasilan Robbi dalam mengembangkan usaha ini tak lepas dari dukungan modal yang diperolehnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari lembaga keuangan lain yang memberikan pinjaman sebesar Rp 100 juta.

Baca juga:  Kabid PMD Kudus: BUMDes Harus Fokus pada Usaha Baru, Bukan Mengambil Alih yang Lama

“Modal usaha ini sangat membantu. Saya gunakan untuk menambah fasilitas dan kenyamanan bagi pengunjung,” pungkasnya. (adm/adf)