UMKM  

Limbah Sampah Jadi Produk Bernilai Jual

PANDAI: Hamdawati tengah menunjukkan hasil kreasi tangannya dari sampah-sampah plastik yang berhasil dibuatnya, belum lama ini. (NUR MAIDAH /JOGLO JATENG)

DARI keprihatinan terhadap melimpahnya sampah rumah tangga, terutama sampah an organik, Hamdawati, warga Prambatan, Kudus, berhasil mengolah limbah plastik menjadi berbagai produk kreatif yang bernilai ekonomis. Bermula dari iseng mencoba, kegiatan ini berkembang menjadi salah satu upaya pelestarian lingkungan yang sekaligus mendidik generasi muda agar peduli terhadap pengelolaan sampah.

“Saya mulai dari ide sederhana. Sampah kemasan seperti bungkus kopi atau susu yang menumpuk, saya olah sendiri. Awalnya belajar otodidak dari YouTube. Akhirnya menemukan cara untuk membuatnya menjadi produk seperti tas dan tikar,” ujar Hamdawati saat ditemui belum lama ini.

Untuk mendapatkan bahan baku, ia bekerja sama dengan bank sampah setempat. Di RW tempatnya tinggal ada dua posko bank sampah. Dari situ ia membeli sampah plastik dengan harga Rp 2.500 per kilogram. Selain itu, dirinya juga mengajak ibu-ibu untuk mengumpulkan bungkus kopi yang kemudian diolah menjadi berbagai produk.

Produk-produk yang dihasilkan, seperti tas dari bungkus kopi, banyak diminati. Selain unik, tas-tas tersebut terbukti kuat dan tahan lama. Bahkan bisa bertahan hingga lima tahun. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah pemasaran.

“Karena ini produk unik, pasarnya tidak seperti produk UMKM lainnya. Orang cenderung masih enggan menggunakan barang daur ulang,” katanya.

filter: 0; jpegRotation: 0; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0; module:1facing:0;
hw-remosaic: 0;
touch: (-1.0, -1.0);
modeInfo: ;
sceneMode: Night;
cct_value: 0;
AI_Scene: (-1, -1);
aec_lux: 47.0;
hist255: 0.0;
hist252~255: 0.0;
hist0~15: 0.0;

Selain menghasilkan produk, Hamdawati juga aktif mengedukasi anak-anak sekolah tentang pentingnya pengelolaan sampah. Ia sering mengadakan pelatihan di sekolah-sekolah, melibatkan anak-anak kelas 3 SD hingga lebih dari 40 siswa dalam satu sesi.

Visi dan misi Hamdawati adalah melestarikan lingkungan dengan mengurangi sampah plastik yang sulit terurai. Ia juga berharap dapat mencetak kader-kader muda yang peduli lingkungan.

“Saya ingin generasi muda terus melanjutkan upaya ini. Dengan dukungan dari berbagai pihak, alhamdulillah, kami bisa bertahan hingga saat ini,” ungkapnya.

Sebagai pengurus bank sampah, Hamdawati juga aktif dalam kegiatan PKK dan gerakan peduli lingkungan lainnya. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai.

Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Bu Hamdawati terus berinovasi. Kini, produk seperti tikar yang membutuhkan sekitar 10.000 bungkus kopi untuk ukuran 2 meter menjadi salah satu karya unggulannya. Kegiatan ini telah ia jalankan sejak tujuh tahun lalu, dan ia berharap usahanya dapat terus berkembang serta memberi manfaat bagi masyarakat. (cr7/fat)