KUDUS, Joglo Jateng– Saat ini pemerintah memastikan percepatan tanam menjadi strategi utama dalam menjaga stabilitas harga gabah dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan panen lebih awal, petani dapat terhindar dari risiko harga jatuh akibat kondisi pasar dan cuaca ekstrem.
Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan, Agus Setiawan, mengatakan bahwa percepatan tanam telah diterapkan sejak 2024 lalu untuk mengantisipasi perubahan iklim. “Produksi tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Dengan percepatan tanam, petani bisa panen lebih awal, sekitar Januari-Februari, dibanding tahun lalu yang baru panen Maret,” katanya.
Menurutnya, strategi percepatan tanam dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya air yang tersedia. Petani tidak hanya mengandalkan rilis air dari Waduk Kedung Ombo, tetapi juga menggunakan metode pompanisasi agar pasokan air tetap terjaga. “Dengan cara ini, petani bisa lebih fleksibel dalam menentukan waktu tanam tanpa bergantung pada jadwal irigasi,” jelasnya.
Selain itu, kehadiran Bulog di masa panenmenjadi faktor penting dalam menjaga harga gabah tetap stabil. Pemerintah memastikan bahwa Bulog siap menyerap hasil panen petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen. “Kami ingin harga tetap stabil, agar petani tidak mengalami kerugian akibat anjloknya harga di pasar,” tambahnya.
Di beberapa daerah, percepatan tanam sudah mulai membuahkan hasil. Petani yang mengikuti strategi ini dapat panen lebih awal dan mendapatkan harga lebih baik. Hal ini juga mengurangi risiko kerugian akibat kondisi cuaca yang tidak menentu, terutama di musim penghujan.
Pemerintah juga terus mendorong penyuluhan kepada petani agar lebih memahami teknik percepatan tanam yang tepat. “Kami memiliki tenaga penyuluh pertanian yang siap mendampingi petani dalam menerapkan strategi ini, baik dalam pemilihan benih, pola tanam, hingga penggunaan pupuk yang sesuai,” jelasnya.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap petani dapat lebih sejahtera dan produksi beras nasional tetap terjaga. “Kami optimistis strategi percepatan tanam akan memberikan dampak positif, baik bagi petani maupun ketahanan pangan nasional,” pungkas Agus. (cr7)