Kudus  

Petakan Potensi dan Penanganan Bencana, Ini yang Dilakukan H.M. Hartopo

Plt Bupati Kudus HM Hartopo bersama Kapolres dan Ndandim Kudus
Plt Bupati Kudus HM Hartopo bersama Kapolres dan Ndandim Kudus saat tinjauan ke sejumlah lokasi Rabu (8/1)

KUDUS – Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo mengunjungi tiga lokasi diantaranya Bendung Wilalung, Dukuh Goleng, dan Bendungan Logung Rabu (8/1) siang. Bersama Kapolres dan Dandim 07/22 Kudus, pihaknya memetakan potensi dan penanganan bencana alam.

Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, bencana dapat melanda kapan saja. Untuk itu, perlu kesiapsiagaan atau mitigasi bencana sehingga dampak bencana dapat dikurangi. Salah satu upaya mitigasi adalah dengan pengecekan lokasi yang berpotensi terjadi bencana.

“Upaya untuk meminimalisir dampak bencana ini sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Daerah. Selain itu, kita perlu siaga dan waspada serta mengutamakan mitigasi bencana karena musim hujan diprediksi masih cukup ekstrem,” katanya.

Ketika mengunjungi Bendung Wilalung yang merupakan pintu air peninggalan jaman Belanda, H.M. Hartopo menyusuri jalan penyebrangan yang berukuran 2 meter. Jalan tersebut merupakan jalan vital bagi masyarakat sekitar.

Mengingat, jalan tersebut berada di perbatasan Kudus-Demak dimana masyarakat dua kabupaten tersebut sering berlalu lalang untuk melakukan aktivitas perdagangan. Apabila air meluap, maka jalan tersebut tak dapat dilalui. Oleh karena itu, H.M. Hartopo meminta penjaga pintu untuk terus meng-update perkembangan status debit air.

“Ini (jalan,red) kan digunakan masyarakat untuk ekonomi. Artinya, jika air meluap akan berdampak pada aktivitas masyarakat. Maka, saya minta penjaga pintu air agar selalu konsen dan memperbarui kondisi terkini,” jelasnya.

Usai kunjungan di Bendung Wilalung, H.M. Hartopo melanjutkan perjalanan menuju Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor tersebut sering mengalami kebanjiran. Pasalnya, dinding sungai lebih tinggi dari rumah warga. H.M. Hartopo meyakini masyarakat Dukuh Goleng sudah ampuh terhadap bencana.

“Sebetulnya masyarakat yang sering kena bencana itu lebih peka, kapan banjir datang. Maka, kewaspadaan ini sudah dimiliki. Tinggal Pemerintah Kabupaten berupaya agar mereka mendapat tempat pengungsian yang baik,” ungkapnya.

Setelahnya, Bendungan Logung jadi akhir tujuan. H.M. Hartopo meminta Kepala Desa Tanjungrejo untuk memfasilitasi masyarakat agar lahan Perhutani dapat dimanfaatkan masyarakat. Pihaknya juga sempat menyinggung bahwa kegiatan masyarakat tersebut dapat membantu penghijauan.

“Sistem bagi hasil tidak masalah, yang penting masyarakat bisa memanfaatkannya untuk kesejahteraan. Kan juga dapat menghijaukan lahan sekitar,” ujarnya. (lut)