Bunda PAUD Didorong Tekan Penyebaran Covid-19 pada Anak

anak PAUD
BERSAMA: Pelaksanaan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak PAUD di Surabaya. (ANTARA/ JOGLO JATENG)

SURABAYA – Bunda pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Surabaya didorong ikut berperan menekan penyebaran Covid-19 terhadap anak. Pakar Kesehatan Anak RSUD dr. Soetomo Surabaya Leny Kartina, mengingatkan para Bunda PAUD agar lebih mewaspadai ancaman serta dampak penyebaran Covid-19 pada anak didiknya.

“Bunda-bunda PAUD ini memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat,” ujar Leny.

Selamat Idulfitri 2024

Hal ini, dikarenakan tingkat kematian anak penderita Covid-19 di Indonesia, persentasenya saat ini lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Jika di negara-negara lain persentase kematian anak-anak yang terpapar Covid-19 antara 0,1-0,2 persen. Namun di Indonesia angkanya bahkan mencapai hingga 1,1 persen.

Baca juga:  Yoga Bantu Dorong Metabolisme saat Berpuasa

Leny mengatakan penularan utama Covid-19 kepada anak-anak ini diketahui berasal dari keluarga dekat mereka sendiri. Yaitu orang tua atau saudara yang tinggal dalam satu rumah. Ditambah lagi gejala dan klinis anak yang terinfeksi Covid-19 tidak sama persis dengan orang dewasa.

“Dari 2.143 anak yang konfirmasi positif dan dilakukan pemeriksaan dalam sebuah penelitian berskala besar menunjukkan, 90 persen di antaranya mempunyai gejala asimtomatis (tidak memberikan gejala klinis apapun), gejala ringan dan sedang,” ungkapnya.

Untuk itu, katanya, Bunda PAUD ini harus mengenali gejala pada anak-anak yang lebih bervariatif, bias gejala saluran nafas, demam dan diare. Ada juga yang memiliki gejala tidak dijumpai pada orang dewasa, yaitu gejala menyerupai penyakit Kawasaki.

Baca juga:  Yoga Bantu Dorong Metabolisme saat Berpuasa

Gejala penyakit Kawasaki ini menurut Leny, di antaranya kulit anak muncul bercak-bercak merah, bibir pecah-pecah. Kemudian mata merah hingga kulit ujung jari yang melepuh.

“Anak balita yang positif Covid-19 juga bisa menularkan kepada orang lain melalui feses, urine, saliva. Jadi jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok bayi,” katanya.

Kekhawatiran Leny Kartina ini juga dikuatkan dengan data yang disajikan oleh person in charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga Surabaya, Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S. Menurutnya, per 15 September jumlah anak-anak usia 0-9 tahun di Jawa Timur yang positif terinveksi Covid-19 mencapai 1.412 anak. Sementara jumlah anak-anak usia 10-19 tahun yang terpapar Covid-19 mencapai 2.472 anak.

Baca juga:  Yoga Bantu Dorong Metabolisme saat Berpuasa

Khusus untuk anak bawah lima tahun atau balita (1-4 tahun) di Jawa Timur yang terkena Covid-19, hingga 14 Juli, mencapai 170 anak. Meskipun tercatat 39 persen (67 anak) dinyatakan sembuh, namun tingkat kematian mencapai 1 persen (1 anak). (ara/fat)