Belajar Peninggalan Sejarah Mudah dengan KWL

Oleh: Laela Desi Kurniawati
Guru Kelas SD Negeri 1 Muncar Kabupaten Temanggung

PENDIDIKAN merupakan suatu sarana yang paling efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang diharapkan. Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan di Kelas IV SD Negeri 1 Muncar Kabupaten Temanggung, diperoleh informasi bahwa hasil belajar IPS Materi Menghargai Peninggalan Sejarah siswa rendah yakni dibawah standar ketuntasan. Faktor penyebabnya adalah kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep masih rendah, pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan membosankan, siswa tidak termotivasi untuk belajar secara menghafal.

Dengan belajar secara menghapal membuat konsep IPS yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Materi Menghargai Peninggalan Sejarah adalah Strategi KWL.

Baca juga:  TS-TS Gairahkan Pembelajaran Fotosintesis Kelas 4

KWL merupakan akronim dari (Know, Want to know, Learner) karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat. Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.

Menurut Ogle (2006) KWL Strategy merupakan strategi instruksional, reading yang digunakan untuk membimbing siswa membaca sebuah teks bacaan. Siswa mulai dengan Brainstrorming. Siswa diminta mengungkapkan apa saja yang mereka ketahui mengenai sebuah topik. Informasi tersebut direkam dalam bentuk catatan kecil dalam kolom K pada tabel KWL. Siswa kemudian membuat sejumlah pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui tentang topik yang disajikan dalam teks bacaan. Pertanyaan-­pertanyaan tersebut di tuliskan dalam kolom W pada tabel. Selama atau setelah reading, siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom W. Informasi baru yang siswa pelajari dituliskan dalam kolom L pada tabel KWL.

Baca juga:  Coaching untuk Supervisi Akademik

Menurut Michael Susan dalam jurnalnya (2008) Strategi KWL dapat digunakan pada tiap tingkatan kelas. Strategi tersebut bekerja dengan baik dengan tiap jenis teks. Dia juga menemukan bahwa strategi ini paling baik diterapkan pada wacana eksposisi. Berdasarkan teori yang ada, peneliti ingin membantu siswa memahami apa yang dibaca, guru akan mengajar siswa dengan strategi pengajaran reading comprehension yang disebut KWL. K merupakan kependekan dari Know, W merupakan kependekan dari Want to know, dan L merupakan kependekan dari Learned.

Strategi KWL merupakan sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan reading comprehension siswa. Hal ini terjadi setelah siswa mengerti bagaimana menggunakan strategi tersebut dengan benar untuk memahami bacaan. Dalam proses memahami penggunaan KWL, siswa memerlukan bimbingan dan pemaparan yang jelas. Setelah itu siswa dapat mengisi kolom yang digunakan dalam Strategi KWL selangkah demi selangkah. Pertama-tama mereka menulis informasi yang berhubungan dengan topik yang disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan siswa dapat membuat pertanyaan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang topik yang disajikan di dalam kolom W. Selanjutnva siswa dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada kolom siswa tidak menemukan jawaban di bacaan, siswa-mencarinya dari sumber lain. Jawaban-jawaban tersebut diletakkan padat kolom L. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi KWL ini, siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan reading. Mereka lebih perhatian saat diperkenalkan dengan strategi KWL peneliti. Strategi ini membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari bacaan.

Baca juga:  Lingkungan Sekolah Ramah Buku, Upaya Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi

Sedangkan kelemahan Strategi KWL yaitu strategi ini merupakan hal baru bagi siswa maupun guru. Siswa memerlukan lebih banyak latihan untuk dapat menggunakan strategi tersebut dengan tepat.

Ada 3 langkah dalam pengajaran reading, yaitu: pre-reading activity, while-reading activity, dan post-reading activity.

Setelah observasi dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan strategi KWL di kelas IV SD Negeri 1 Muncar Kabupaten Temanggung dampaknya dapat memudahkan siswa belajar peninggalan sejarah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada pemahaman siswa yang juga meningkat. (*)