Loose Part sebagai Media Pembelajaran Abad 21

Oleh: Septin Handayani, S.Pd.
Plt. Kepala TK Negeri Pembina, Kec. Karanganyar, Kab. Demak

PENDIDIKAN merupakan aspek yang sangat penting bagi suatu bangsa karena dari pendidikan inilah akan terbentuk generasi muda yang cerdas, berkualitas juga mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan hidup yang dihadapi. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama yaitu formal, non formal, dan informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. PAUD menitik beratkan pada peletakan dasar pertumbuhan dan 6 (enam) perkembangan agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. PAUD dalam pembelajaran tidak seperti di sekolah dasar, karena di sini berprinsip belajar sambal bermain, dunia anak adalah dunia bermain, konsep dasar bermain menurut Vygotsky dan Erison, (Wiwik Pratiwi, 2017) menegaskan ada 3 jenis main yaitu main sensori motor, bermain peran, dan mainan pembangunan.

Seorang pendidik harus mampu memahami hal tersebut, karena di PAUD belum diajarkan baca, tulis, dan hitung (CALISTUNG). Media pembelajaran sangat banyak manfaatnya untuk pembelajaran anak usia dini, karena mereka belum mampu memahami sesuatu yang bersifat abstrak atau sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra mereka, oleh karena itu guru TK Negeri Pembina dalam pembelajaran menggunakan media loose part untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan.

Menurut Salli Haughey, loose part diartikan sebagai bahan-bahan yang terbuka, dapat terpisah, dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan, dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan bahan-bahan lain. Loose part dapat berupa bahan alam ataupun sintetis. Dari definisi tersebut, maka ketika anak bermain dengan loose part anak bisa memainkan loose part sesuai keinginan anak. Anak mudah menggeser benda-benda yang telah ditaruhnya di suatu tempat sebagai komponen dari suatu bentuk tertentu.

Ada banyak alasan mengapa ruang bermain di TK perlu memiliki berbagai loose part, sehingga lingkungan belajar anak menjadi lingkungan belajar yang interaktif, yang memungkinkan anak dapat bermain secara aktif. Alasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) loose part kaya nutrisi sensorial; (2) loose part dapat digunakan oleh anak sesuai pilihan anak; (3) loose part dapat diadaptasi dan dimanipulasi dalam banyak cara; (4) loose part mendorong kreativitas dan imajinasi; (5) loose part mengembangkan lebih banyak keterampilan dan kompetensi dibandingkan mainan jadi buatan pabrik; (6) loose part dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda sesuai ide anak; (7) loose part dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan lain untuk mendukung imajinasi anak; (8) loose part mendorong pembelajaran terbuka; (9) anak lebih memilih loose part dibandingkan mainan modern.

Macam-macam loose part ada 7, yakni: (1) bahan alam seperti batu, tanah, pasir, lumpur, air, ranting dsb; (2) bahan plastik seperti sedotan, botol-botol plastik, tutup-tutup botol, pipa paralon, selang dsb; (3) bahan logam seperti kaleng, uang koin, perkakas, mur, baut dsb; (4) bahan kayu dan bambu seperti balok, seruling, tongkat, kepingan puzzle; (5) bahan kain dan benang sepeti kapas, kain perca, tali, pita dsb ; (6) bahan kaca dan keramik seperti botol kaca, gelas kaca, cermin, manik-manik, dsb; (7) bahan bekas kemasan seperti kardus, gulungan tisu, gulungan benang dsb.

Pembelajaran di PAUD, khususnya di TK berprinsip belajar sambil bermain dan pembelajaran berpusat pada anak untuk membuat anak banyak berekspresi berinovasi dalam pembelajaran. Anak tidak boleh diajarkan dengan membaca, menulis dan berhitung, sebagai media pembelajaran di abad 21. Dengan media loose part, kemungkinan kreasi tanpa batas dalam aktivitas pembelajaran mengandung kreativitas anak. Pembelajaran loose part memiliki tujuan dan manfaat, sehingga media loose part sangat direkomendasi dalam pembelajaran. (*)