Libur Berkualitas ala Sekolah Guru Indonesia

Oleh: Yasnimala S.Pd, M.Pd
Guru TK Negeri Pembina, Kec. Karanganyar, Kab. Demak

LIBUR adalah saat-saat yang dinanti oleh semua orang untuk sejenak keluar dari rutinitas. Ada yang mengisinya dengan menikmati kumpul keluarga atau mengunjungi tempat-tempat wisata. Ada juga yang justru mengisinya dengan kegiatan-kegiatan produktif seperti berjualan makanan atau membuat hasil karya. Disini penulis ingin berbagi cerita tentang liburan berkualitas ala guru-guru yang tergabung dalam organisasi Sekolah Guru Indonesia.

Sedikit gambaran, Sekolah Guru Indonesia (SGI) adalah salah satu jejaring divisi pendidikan Dompet Dhuafa. SGI berkomitmen melahirkan guru transformatif yang memiliki kompetensi mengajar dan berjiwa kepemimpinan sosial. Organisasi ini didedikasikan bagi para pemuda Indonesia yang siap mengabdikan diri menjadi guru serta siap berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di seluruh penjuru Nusantara. SGI awalnya bernama Sekolah Guru Ekselensia Indonesia (SGEI) yang diresmikan pada 24 Oktober 2009 oleh Bupati Bogor.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Kelahiran SGI adalah wujud komitmen Dompet Dhuafa dalam program pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru. SGEI merupakan produk inovasi program dari Makmal Pendidikan yang kemudian berekspansi menjadi jejaring divisi pendidikan Dompet Dhuafa yang dinamai Sekolah Guru Indonesia (SGI) pada tanggal 08 Februari 2012. SGI hingga saat ini terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan para guru di Indonesia.

Sepuluh kepemimpinan guru Indonesia dari SGI ini meliputi teladan menegakkan ibadah, disiplin mengelola waktu, gemar membaca buku, pelopor kebersihan sekolah. Kemudian aktif memberdayakan masyarakat, sahabat terbaik siswa, tertib menyiapkan administrasi, kreatif membuat media, profesional dalam mengajar, dan gigih untuk meneliti.

Berawal dari sebuah postingan seorang teman di Facebook, penulis akhirnya memutuskan untuk ikut mendaftar dan mengikuti kegiatan Indonesia Teacher Leadership Festival. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh SGI yang pada tahun itu berlangsung di kota Makasar selama tiga hari. Diikuti oleh lebih dari 100 guru yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Pada 2022 kemarin kegiatan yang sama dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah satu kegiatannya adalah membuat proyek sosial inovasi daerah tertinggal.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Saat itu penulis secara berkelompok memberikan edukasi kepada masyarakat disebuah desa dipinggir pantai. Terkait bagaimana mengembangkan potensi daerah agar bisa membantu meningkatkan kesejahteraan perekonomian dan keterampilan masyarakat. Di antaranya dengan membuat abon ikan dengan berbagai varian rasa. Saat itu kami mengajarkan cara membuat abon ikan rasa daun jeruk. Di samping itu juga bagaimana memasarkan produk tersebuat agar tidak hanya dijual didalam pulau tersebut.

Kegiatan Indonesia Teacher Leadership Festival diisi dengan sejumlah kegiatan yang sangat positif. Guna memupuk jiwa “Guru Pemimpin” dan mengapresiasi perjuangan para pendidik serta penggiat pendidikan, SGI menghelat Pekan Kreativitas Guru bertajuk Indonesian Teacher Leadership Festival (ITL Fest) 2022. Dengan tema Guru Berjaya karena Karya, pada 4-6 Juli 2022 yang dilaksanakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Kegitan diisi dengan Kelas Sharing Teaching, Parade Media Pembelajaran, Menciptakan Model Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional, Loka karya Inovasi Pembelajaran. Lalu Kerja Bakti Bersih Pantai dan Penanaman 1.000 Pohon Mangrove/Bakau, Pagelaran Seni, Festival Perahu Tradisional, dan melakukan proyek sosial di lima dusun di NTB.

Salah satu kegiatan yang menarik adalah ketika semua peserta diminta berpakaian daerah masing-masing. Pada kegiatan ini peserta diminta perform secara pribadi maupun kelompok untuk memperkenalkan ciri khas/budaya daerahnya masing-masing. Ada yang menampikan lagu daerah, permainan tradisional, dan cerita rakyat. (*)