Oleh: Rondiyah,S.Pd
Guru TK Negeri Pembina Kec Gajah, Kab. Demak
MASA usia dini adalah masa yang sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya. Karena usia tersebut merupakan masa kritis dan masa emas dalam kehidupan anak. Bermain merupakan dunia anak. Dengan bermain, anak merasa senang, mendapatkan informasi baru, membangun suatu konsep, dapat bereksplorasi, dan berimajinasi. Kemudian menciptakan suatu yang baru melalui pemberian rangsangan, memberi dukungan, serta memfasilitasi kebutuhan anak.
Awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. Proses pembelajaran menciptakan suasana yang kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, dan minat. Sehingga diharapkan anak lebih mandiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitasnya.
Soefandi (2014:54) menjelaskan potensi-potensi pembawaan spiritual (spiritual traits) pada anak-anak. Seperti sifat keberanian, optimisme, keimanan, perilaku konstruktif, empati, sikap memaafkan, dan ketangkasan dalam menghadapi amarah dan bahaya. Semua itu menjadi sifat-sifat spiritual anak-anak sejak usia dini. Dari paparan di atas dipahami bahwa anak itu unik, dan setiap anak mempunyai sifat yang berbeda. Anak yang memiliki kecerdasan spiritual akan memiliki sifat keberanian, keimanan, sikap memaafkan, optimisme, dan lain-lain.
Dalam melejitkan potensi kecerdasan spiritual, diperlukan guru yang kreatif untuk merangsang motivasi peserta didik menggunakan berbagai media. Media merupakan alat bantu untuk dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan pesan. Sehingga dengan alat bantu, anak mudah memahaminya. Salah satu media yang dapat digunakan untuk kecerdasan spiritual anak usia dini adalah kartu huruf hijaiyah. Kartu huruf hijaiyah dapat dikreasikan oleh pendidik dari kertas tebal bentuk persegi panjang, seperti karcis yang di dalamnya terdapat penulisan huruf hijaiyah yang berwarna. Sehingga dapat menarik perhatian anak.
Pengembangan kecerdasan spiritual akan lebih baik jika dilakukan sedini mungkin melalui pemberian stimulasi baik dari Taman Pendidikan Al-Qur’an, lembaga pendidikan, pendidikan orang tua, dan dari lingkungan sekitar. Karena kecerdasan sudah dimiliki anak sejak lahir dan akan terus menerus dikembangkan hingga beranjak tumbuh dewasa.
Bermain merupakan dunia anak. Suatu permainan dapat merangsang anak dalam mengingat, menemukan hal-hal baru, membangun suatu konsep, dan anak dapat bereksplorasi. Sehingga bermain sangat penting bagi anak dalam menerima pengetahuan. Salah satunya menggunakan media kartu dengan mengenalkan Asmaul Husna melalui pengenalan huruf-huruf hijaiyah untuk melejitkan kecerdasaan spiritual anak dari nilai ketauhidan. Dengan demikian, anak dapat mudah mengenal dan membedakan pengucapan huruf hijaiyah dan menangkap makna spiritual dari kata-kata Asmaul Husna.
Penerapan pembelajaran dengan mengunakan kartu huruf hijaiyah di kelas maupun di luar kelas lebih efektif dan menyenangkan. Guru sebaiknya membuat perencanaan pembelajaran yang lebih baik dengan mempersiapkan rencana pembelajaran yang sistematis. Sehingga mudah digunakan dalam proses belajar.
Anak belajar dengan suasana yang menyenangkan. Jika anak senang, nyaman, fokus sangat mudah bagi mereka menerima informasi yang guru sampaikan. Oleh karena itu, pendidik harus banyak mempunyai ide-ide baru. Sehingga dapat membuat anak tertarik belajar. Dengan begitu, anak mendapatkan kesempatan bermain yang cukup. Mengingat pengunaan media kartu huruf hijaiyah dapat melejitkan kecerdasan spiritual anak, maka para pihak terkait atau lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) bisa mengimplementasikan penggunaan media kartu huruf hijaiyah dalam mempertajam kecerdasan spiritual. (*)