Budaya  

Peringatan Hari Wayang, Dalang Cilik Diberi Wadah Tampil

TAMPIL: Salah satu siswa dalang cilik saat memainkan wayang dengan diiringi karawitan di Sanggar Teater Semarang, Senin (6/11/2023). (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Menyambut semarak Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November 2023 besok, Sindhu Laras Bocah melaksanakan gelar karya siswa di Sanggar Teater Lingkar Semarang, belum lama ini. Pada kesempatan itu, lebih dari 20 anak tampil dengan percaya diri. Ada yang menjadi dalang, juga ada yang membacakan cerita pewayangan.

Pelatih Pedalangan Sanggar Teater Lingkar, Sindhunata Gesit Widiharto mengatakan, gelar siswa itu dilakukan untuk mengasah keberanian dan rasa kepercayaan diri dari siswa. Terlihat, puluhan anak-anak dengan memakai baju lurik sedang bersiap untuk tampil. Mereka sibuk menghafalkan teks. Ada pula yang bermain karawitan dengan lihai. Anak-anak diberi waktu selama lima menit untuk menampilkan bakat mereka.

Baca juga:  Gelar Wayang Kulit, Pemkab Pemalang Harap Budaya Tradisional Kembali Bangkit

“Di sini kita bukan hanya sekadar menampilkan apik-apikan, ndak cuma kita nguri-uri Hari Wayang Nasional. Sak isoe bocae, raketang koyo ngopo nyekel wayang (sebisanya anak-anak megang wayang, Red.),” ungkap Pelatih Pedalangan di Sindhu Laras Bocah Sindhunata Gesit Widiharto.

Sindhu mengaku kegiatan yang berlangsung di Sanggar Teater Lingkar ini diharapkan menjadi wadah anak-anak untuk mencintai budaya tradisional. Terlebih di masa sekarang, generasi muda jarang yang mau belajar pewayangan. Mereka lebih suka bermain gadget.

Sing penting bocah wis seneng wayang itu sudah baik sekali. Karena anak-anak sekarang sudah jarang yang mau belajar wayang,” tuturnya.

Baca juga:  SMP Negeri 3 Sleman Gelar Pagelaran Wayang Dalang Cilik untuk Lestarikan Budaya

Salah satu siswa Tegar Raditya Waliyyudin menampilkan skill-nya mendalang. Ia mengaku menyukai seni pedalangan sejak umur satu tahun. Juara Lomba mendalang tingkat Kota Semarang ini membawakan kisah Gatotkaca dengan Patih Sekipu.

“Senang dengan wayang itu sejak umur satu tahun karena biasanya anak-anak jarang yang suka wayang. Kalau tadi nampilin kisah Gatotkaca dan Patih Sekipu,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu orang tua siswa Siti Munadiroh menyebut, kegiatan dalam rangka mangayubagya Hari Wayang ini sangat bermanfaat bagi generasi muda. Menurutnya, budaya tradisional harus digencarkan melalui sosial media. Sehingga ketika anak membuka gadget yang dilihat adalah pengetahuan yang baik. Sebagai orang tua, tugasnya memberikan fasilitas dan support kepada anak-anaknya.

Baca juga:  Gelar Wayang Kulit, Pemkab Pemalang Harap Budaya Tradisional Kembali Bangkit

“Anak itu suka ndalang karena lihat dari Tik-Tok, Youtube. Kami tugasnya memberikan fasiltas. Jadi kalau kegiatan semacam ini di-share di sosmed harapannya anak-anak muda ini kembali tertarik untuk belajar budaya,” ungkapnya. (luk/mg4)