SEMARANG, Joglo Jateng – Pakar Politik Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdurrahman menilai isu permasalahan klub sepakbola milik Yoyok Sukawi berdampak besar dalam kekalahan Yoyok-Joss di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang 2024. Dirinya tidak menampik bahwa mengurus klub sepakbola dari sisi manajemen memang tidaklah mudah.
“Tidak serta merta itu hanya kesalahannya Mas Yoyok karena jelas variabelnya banyak dan mengurus sepak bola itu tidak mudah tapi ternyata itu dampaknya luar biasa dan spanduknya dimana-mana,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Senin (2/12/24).
Lebih lanjut, ia menerangkan, mitigasi dari permasalahan isu PSIS kurang begitu terolah dengan baik dari Yoyok-Joss. Bahkan, dirinya juga melihat langsung di lapangan banyak spanduk yang bernarasikan kegagalan Yoyok atas prestasi PSIS yang kian menurun.
“Meskipun punya modal besar pun tidak bisa langsung dapat prestasi seperti contohnya Raffi Ahmad, Safin Patin. Tidak sembarang orang dan Mas Yoyok punya. Itu investasi besarnya Yoyok yang berjangka panjang di sepak bola,” jelasnya.
Namun, ia menjelaskan, kemampuan mengolah isu ini yang nampaknya kurang ter-manage dengan baik. Sehingga, dampak dari elektabilitas politik Yoyok-Joss lebih besar, dibandingkan dengan isu negatif yang dihadapi oleh Calon Wali Kota Semarang nomor urut 01 Agustina Wilujeng Pramestuti, yaitu berupa chat SARA yang berkaitan dengan isu perempuan dan sebagainya.
“Yang menarik adalah kemudian kalau situasi yang demikian bisa justru menghasilkan tata kelola pemerintah di kota semarang yang produktif, artinya check and balance -nya harus ada kalau ini masih terus dilakukan. Wali Kotanya dari PDIP sementara DPRD dari KIM Plus,” ujarnya.
Dirinya meyakini, setelah Pilwalkot Semarang ini selesai, semua partai politik dengan mudah kembali akur. Hal ini yang menjadi kesempatan untuk bagaimana membangun hubungan antara DPRD dengan Pemkot Semarang yang harmonis namun juga produktif.
“Artinya check and balance-nya jalan tapi biasanya tren di daerah itu jarang sekali ada konflik artinya tidak akan jauh beda dengan yang kemarin. Sebentar lagi akan terkonsolidasi apalagi Bu Agustina paham karena pernah menjabat di DPRD dan DPR RI dalam hal menata birokrasi,” pungkasnya. (int/gih)